Sunday, January 2, 2022

TEORI BENTUK ARSITEKTUR

 

Bentuk dalam Arsitektur

MK Pengantar Arsitektur

Bentuk menurut literature

Menurut Vitruvius, bentuk merupakan gabungan antara firmitas dengan venustas (beauty)(saliya”99).

Obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (sha) (abecrombie, 1984:37)Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk (ching, 1979 : 50 )

Ciri-ciri visual bentuk

ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan bagaiman cara kita memandangnya. Bentuk dapat dikenali karena memiliki ciri-ciri visual yaitu ( ching, 1979)

Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk.

Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya di tentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya.

Warna: corak, intensitas, dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada bentuk. Tekstur : adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan benda tersebut.

Posisi : adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual.

Orientasi : adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasat, arah mata angin atau terhadap pandangan seseotang yang melihatnya.

Inersia Visual : adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.













Dengan penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat menawan perhatian kita, mengundang keingintahuan memberikan sensasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam berbagai cara. Ada wujud yang memuat pesan khusus, ada yang membuat kita langsung mengerti bahkan ada yang tidak sama sekali dengan atau tanpa penjelasan wujud tidak dapat di pertentangkan. (Abrecombie 1984).














Sebagai contoh dengan dimensi dan ukurannya, piramid adalah suatu wujud yang mempunyai suatu kekuatan. Tentunya efektifitasnya di perkaya oleh pengulangan sejarah dan oleh kekayaan akan asosiasi-asosiasinya yang terakumulasi ( terkumpul ). Bagi masyarakat mesir, yang mengenalnya sebagai transfotmasi ideal dan agung dari gundukan makam biasa, yang mempercayai sebagai jaminan keabadian pharaoh dan yang melihat lapisan atapnya yang bekilat memantulkan cahaya langsung yang pertama dari matahari terbit, sebagai imaji kedewaan dan ketuhanan bagi mereka jelas, piramid memiliki arti yang tidak bisa kita dapatkan lagi saat ini.









Olblesik adalah salah satu bentuk yang memiliki daya tarik. Oblesik hampit selalu menarik perhatian. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa oblesik melambangkan’ lingga’. Tetapi akan berarti asosiasi ini dilihat sebagai sumber daya teriknya. Sumber tersebut mungkin sedikit lebih berkaitan dengan sex dari pada dengan sebuah isyarat melawan gravitasi, usaha melawan inertia.

Ekspresi Bentuk

Ekspresi Bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya (smithies, 1984). Oleh karena itu setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip.

Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:

Fungsi. Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah lumbung padi dengan menitik beratkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk lumbung padi yang dapat menghindari terjadinya pembusukan padi, menghindari gangguan tikus dan sebagainya.

Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.

Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang di munculkan merupakan hasil tampilan budaya.

Teori Gestalt tentang Ekspresi

Para psikologi Gestalt menduga bahwa terdapat sebuah pengalaman langsung dari kualitas ekspresi dalam persepsi terhadap garis-garis, bidang-bidang, volume ataupun massa. Mereka merumuskan bahwa pengalaman-pengalaman ini bukan hasil dari asosiasi intelektual melainkan hasil dari sebuah gaung antara proses neurologis (syaraf) dan pola-pola lingkungan. Jadi bangunan di katakan hidup, tenang, atau berat bukan karena asosiasi antara pola-pola yang ada sekarang dengan rujukan tetapi karena proses biologis dalam otak kita– konsep Isomorphism Gestalt (Lang, 1987).

Menurut interpretasi psikologi dari Teor Gestalt tentang proses persepsi visual, menyatakan bahwa ’garis’(line) dan ’bentuk’(form) dari bangunan mengkomunikasikan makna-makna secara langsung melalui garis itu sendiri atau bidang (Lang, 1987).




Crisler Building, ekspresi: menjulang tinggi (soaring),












Sydney Opera house, ekspresi: gelembung (billowing), menunjukan ekspresi: statis.


No comments:

Post a Comment