Bentuk dalam Arsitektur
MK
Pengantar Arsitektur
Bentuk
menurut literature
Menurut
Vitruvius, bentuk merupakan gabungan antara firmitas dengan venustas
(beauty)(saliya”99).
Obyek
dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (sha) (abecrombie, 1984:37)Wujud
merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk
(ching, 1979 : 50 )
Ciri-ciri
visual bentuk
ciri-ciri
pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut pada kenyataannya
dipengaruhi oleh keadaan bagaiman cara kita memandangnya. Bentuk dapat dikenali
karena memiliki ciri-ciri visual yaitu ( ching, 1979)
Wujud:
adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi
bentuk.
Dimensi:
dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensi-dimensi ini
menentukan proporsinya. Adapun skalanya di tentukan oleh perbandingan ukuran
relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya.
Warna:
corak, intensitas, dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah atribut
yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkunganya. Warna
juga mempengaruhi bobot visual pada bentuk. Tekstur : adalah karakter permukaan suatu
bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat
kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan benda tersebut.
Posisi
: adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan
visual.
Orientasi
: adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasat, arah mata angin
atau terhadap pandangan seseotang yang melihatnya.
Inersia Visual : adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.
Dengan
penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat menawan
perhatian kita, mengundang keingintahuan memberikan sensasi yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dalam berbagai cara. Ada wujud yang memuat pesan
khusus, ada yang membuat kita langsung mengerti bahkan ada yang tidak sama
sekali dengan atau tanpa penjelasan wujud tidak dapat di pertentangkan.
(Abrecombie 1984).
Sebagai
contoh dengan dimensi dan ukurannya, piramid adalah suatu wujud yang mempunyai
suatu kekuatan. Tentunya efektifitasnya di perkaya oleh pengulangan sejarah dan
oleh kekayaan akan asosiasi-asosiasinya yang terakumulasi ( terkumpul ). Bagi
masyarakat mesir, yang mengenalnya sebagai transfotmasi ideal dan agung dari
gundukan makam biasa, yang mempercayai sebagai jaminan keabadian pharaoh dan
yang melihat lapisan atapnya yang bekilat memantulkan cahaya langsung yang
pertama dari matahari terbit, sebagai imaji kedewaan dan ketuhanan bagi mereka
jelas, piramid memiliki arti yang tidak bisa kita dapatkan lagi saat ini.
Ekspresi
Bentuk
Ekspresi
Bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya
(smithies, 1984). Oleh karena itu setiap orang memiliki latar belakang dan
pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan
oleh subyek juga akan berbeda-beda.Setiap kerangka arsitektural senantiasa
mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip.
Ekpresi
dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:
Fungsi.
Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah
lumbung padi dengan menitik beratkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul
bentuk lumbung padi yang dapat menghindari terjadinya pembusukan padi,
menghindari gangguan tikus dan sebagainya.
Struktur.
Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat
melahirkan bentuk yang ekspresif pula.
Budaya.
Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang di munculkan merupakan hasil
tampilan budaya.
Teori
Gestalt tentang Ekspresi
Para
psikologi Gestalt menduga bahwa terdapat sebuah pengalaman langsung dari
kualitas ekspresi dalam persepsi terhadap garis-garis, bidang-bidang, volume
ataupun massa. Mereka merumuskan bahwa pengalaman-pengalaman ini bukan hasil
dari asosiasi intelektual melainkan hasil dari sebuah gaung antara proses
neurologis (syaraf) dan pola-pola lingkungan. Jadi bangunan di katakan hidup,
tenang, atau berat bukan karena asosiasi antara pola-pola yang ada sekarang
dengan rujukan tetapi karena proses biologis dalam otak kita– konsep
Isomorphism Gestalt (Lang, 1987).
Menurut
interpretasi psikologi dari Teor Gestalt tentang proses persepsi visual,
menyatakan bahwa ’garis’(line) dan ’bentuk’(form) dari bangunan
mengkomunikasikan makna-makna secara langsung melalui garis itu sendiri atau
bidang (Lang, 1987).
No comments:
Post a Comment